Memahami Ramalan Manuskrip Celestine Dalam Konteks Sejarah Yang Lebih Panjang

Orang-orang masa kini cenderung untuk berpikir tentang hal-hal yang praktis dan mengesampingkan seluruh ide bahwa peristiwa-peristiwa kebetulan yang misterius dapat mengubah hidup seseorang dan bahwa suatu proses yang lain tengah berlangsung. Itulah sebabnya WAWASAN KEDUA diperlukan agar kita bisa mengetahui latar belakang historis kepada kesadaran kita sehingga hal-hal tersebut akan tampak lebih sahih.

Wawasan Kedua berisikan tafsir yang lebih tepat atas sejarah yang belum lama terjadi, interpretasi yang lebih jauh menjelaskan mengenai transformasi.

Sejarah terbiasa diajarkan untuk semata-mata memusatkan perhatian kepada pencapaian di bidang teknologi dan orang-orang besar yang menghasilkan kemajuan ini. Tetapi hal-hal tersebut sebenarnya tidaklah penting karena apa yang lebih penting ialah pandangan hidup setiap periode sejarah, apa yang dirasakan dan dipikirkan orang-orang.

Sejarah dianggap menyediakan suatu pengetahuan mengenai konteks yang lebih panjang di mana hidup kita berlangsung. Sejarah bukanlah sekadar evolusi teknologi; ia adalah evolusi pikiran. Dengan memahami realitas orang-orang yang hidup sebelum kita, kita tahu mengapa kita memandang dunia dengan cara yang kita lakukan sekarang dan apa sumbangan kita terhadap perkembangan yang akan datang. Bisa dibilang kita dapat menunjukkan tempat kita di dalam perkembangan peradaban yang lebih lama, dan itu memberi kita suatu orientasi ke mana kita akan pergi.

Efek Wawasan Kedua justru menyediakan perspektif historis semacam ini, setidaknya dari sudut pandang pikiran barat, perspektif yang lebih jelas tentang dunia manusia. Wawasan Kedua menempatkan ramalan-ramalan Manuskrip itu di dalam konteks yang lebih panjang, yang membuat ramalan-ramalan itu bukan hanya masuk akal melainkan juga tak terelakkan.