Manuskrip Celestine

Manuskrip Celestine berasal dari sekitar 600 tahun SM, berisi ramalan tentang suatu transformasi massal di dalam masyarakat manusia. Di mana ada semacam kebangkitan dalam kesadaran, yang berlangsung secara perlahan. Tidak bersifat agamawi, melainkan secara spritual. Kita tengah menemukan sesuatu yang baru tentang kehidupan manusia di planet ini, tentang makna eksistensi kita. Pengetahuan ini akan mengubah hikayat manusia secara dramatis.

Manuskrip meramalkan, segera setelah kita mencapai massa yang kritis ini, seluruh budaya akan mulai memandang secara sungguh-sungguh peristiwa-peristiwa kebetulan ini. Kita akan bertanya-tanya, di dalam massa, proses gaib mana yang mendasari kehidupan manusia di planet ini. Dan pertanyaan inilah, manakala diajukan pada saat bersamaan oleh cukup banyak orang, yang akan memungkinkan wawasan-wawasan lain juga muncul di dalam kesadaran—sebab  menurut Manuskrip—bila terdapat cukup banyak individu yang secara sungguh-sungguh mempertanyakan apa yang terjadi di dalam hidup ini, wawasan-wawasan lain akan dibukakan satu demi satu. Bila kita menangkap makna wawasan-wawasan yang lain, kebudayaan akan bergeser.

Hal ini tentu saja terdengar terlalu canggih untuk manuskrip yang ditulis 600 tahun SM, terutama karena manuskrip itu ditulis dalam bahasa Aramaic yang digunakan pula dalam kebanyakan Perjanjian Lama.

Namun demikian, Manuskrip Celestine sesungguhnya tidak melemahkan prinsip gereja atau agama mana pun. Bila terdapat perbedaan, Manuskrip ini justru memperjelas secara tepat apa maksud kebenaran-kebenaran spritual ini karena Manuskrip ini memberikan pencerahan dan memberikan pengetahuan spritual—di samping iman yang kita miliki—tentang peran manusia yaitu untuk berpartisipasi di dalam kosmos serta menyampaikan kebenaran yang akan membebaskan Anda dari status quo, garis-garis otoritas dunia.

Manuskrip ini terbagi ke dalam segmen-segmen atau bab, masing-masing diperuntukkan bagi suatu wawasan khusus tentang hidup. Manuskrip itu meramalkan bahwa dalam suatu periode waktu ini, manusia akan mulai memahami wawasan ini secara berurutan, yang satu mengikuti yang lain, sementara kita bergerak dari tempat kita berada sekarang ini ke arah budaya yang sepenuhnya bersifat spritual di bumi.

Wawasan-wawasan ini harus diperoleh satu demi satu. Dan Anda harus yakin bahwa masing-masing wawasan akan menghadirkan diri kepada Anda.

Leave a comment